Ketum Kadin Anindya Bakrie Apresiasi Rencana Pembentukan Badan Penerimaan Negara 

Chief Executive Officer (CEO) Arsari Group, Hashim Djojohadikusumo (kiri), Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, serta para penturus dan anggota Kadin Indonesia usai berdiskusi di Menara Kadin, Jakarta, Senin (7/10/2024). Foto: Ist

JAKARTA, kadin.co – Ketua Umum (Ketum) Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie mengapresiasi rencana Presiden terpilih, Prabowo Subianto  membentuk Badan Penerimaan Negara sebagai bagian dari reformasi perpajakan.

“Pembentukan Badan Penerimaan Negara merupakan salah satu upaya pemerintah mengoptimalkan penerimaan pajak guna membiayai pembangunan agar target pertumbuhan ekonomi 8% tercapai,” kata Anindya Bakrie pada acara Diskusi Ekonomi Pengusaha Internasional Senior Kadin Indonesia di Menara Kadin, Jakarta, Senin (7/10/2024).

 

Chief Executive Officer (CEO) Arsari Group, Hashim Djojohadikusumo (kiri) dan Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie dalam diskusi dengan para pengurus dan anggota Kadin di Menara Kadin, Jakarta, Senin (7/10/2024). Foto: Ist

 

Anindya Bakrie menjelaskan, setiap 5-10 tahun perekonomian mengalami siklus naik dan turun. Untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 8% dibutuhkan anggaran yang besar dari APBN.

Untuk itulah, menurut Anindya, diperlukan reformasi perpajakan guna meningkatkan penerimaan negara. Pembentukan Badan Penerimaan Negara merupakan bagian dari reformasi perpajakan.

“Total anggaran belanja dalam APBN itu sekitar Rp 3.600 triliun, sedangkan produk domestik bruto (PDB)  kita sekitar Rp 22.000 triliun. Penerimaan negara bisa meningkat melalui reformasi perpajakan,” ujar  dia.

Anindya menegaskan, reformasi perpajakan sangat penting untuk menggejot penerimaan negara dari sektor perpajakan. Itu sebabnya, Kadin mendukung rencana tersebut.

“Pembentukan Badan Penerimaan Negara sangat positif. Investasi di pajak merupakan investasi masa depan bangsa dan negara,” tandas dia.

Ketum Kadin mengungkapkan, reformasi perpajakan harus dilakukan secara cermat dan hati-hati agar mendatangkan kemaslahatan bagi semua. “Kita harus pikirkan secara baik bersama-sama. Tidak boleh ada yang 100% untung maupun 100% buntung,” tutur Anin.

 

Anggota Dewan Kehormatan Kadin Indonesia, Aburizal Bakrie (kiri) menyalami Dewan Penasehat Kadin Indonesia, Hashim Djojohadikusumo (tengah), disaksikan Ketum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie pada acara Diskusi Ekonomi Bersama Pengusaha Internasional Senior, di Jakarta, Senin (7/10/2024). Foto: Ist.

 

Anindya Bakrie menambahkan, hal lainnya yang tak kalah penting adalah pemberdayaan daerah. Di Kadin sendiri ada dua tulang punggung.

“Tulang punggung yang pertama adalah Kadin Provinsi, Kabupaten/Kota. Tulang punggung satu lagi yaitu  asosiasi dan himpunan,” ucap dia.

Alhasil, kata Anindya Bakrie, mandat yang diberikan kepada pengurus baru Kadin, termasuk dirinya sebagai Ketum, pada Munaslub 14 September lalu adalah mandat dari kedua tulang punggung Kadin tersebut.

“Pemberdayaan daerah sangat penting untuk  menggerakkan dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi,” ujar Anindya.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pop up KADIN