JAKARTA, investortrust.id – Tantangan perekonomian global pada 2025 diproyeksi akan masih terus berlanjut. International Monetary Fund (Dana Moneter Internasional/IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan stagnan 3,2% dengan tingkat inflasi 4,5% pada 2025.
Meskipun ada tantangan merintang ke depan, Ketua Asia-Pacific Economic Cooperation Business Advisory Council (APEC BAC) Anindya Bakrie berharap dunia usaha dan asosiasi tetap menjaga optimisme.
“Teman-teman dunia usaha dan juga di asosiasi bisa melihat bahwa ya tantangan memang banyak, harapan memang besar. Tapi, optimisme harus dijaga,” kata Anindya, saat diskusi Future of Indonesia Dialogue: Optimisme Dunia Usaha dalam Bermitra dan Menyongsong Pemerintahan Prabowo-Gibran, di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, Sabtu (31/8/2024).
Meski demikian, Anindya memaparkan ada beberapa tantangan yang harus dilewati untuk menghadapi kondisi global ke depan. Beberapa masukan untuk pemerintah yang disampaikan Anindya di ataranya terus dibukanya lapangan kerja. Selain itu, dia menyebut masalah yang muncul berupa simplifikasi regulasi dan daya saing yang terus diperkuat.
“Global environment juga tidak terlalu berkawan. Jangankan persaingan dagang, perang pun juga ada,” kata dia.
Di tengah situasi demikian, Anindya mengatakan dunia usaha tetap membutuhkan empat hal untuk daya dukung berupa stabilitas politik, kemitraan antara dunia usaha dan politik, harmonisasi sosial, dan birokrasi yang efektif.
Anindya mengatakan kemitraan antara dunia usaha dan politik penting untuk menjalin kemitraan strategis. “Bukan masalah yang baik yang A atau yang B atau yang C, tapi bagaimana bisa jadi mitra kalau misalnya komunikasi kurang pas. Jadi suara hati dunia usaha baik di daerah maupun di asosiasi harus benar-benar dimengerti,” ujar dia.
Anindya berharap pemerintah dan dunia usha dapat bersama-sama mengembangkan ekonomi melalui birokrasi yang efektif. Dia mengatakan salah satu bentuk birokrasi yang efektif yaitu munculnya kepastian hukum.
“Dibutuhkan birokrasi yang efektif, kepastian hukum dan juga perencanaan yang matang,” ujar dia.
Anindya optimistis dengan kolaborasi bersama pemerintah dan dunia usaha, pertumbuhan ekonomi di atas 5% dapat tercapai. Optimisme ini muncul karena Anindya melihat selama 20 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia bergerak cukup pesat, yang dapat dikur dari pendapatan perkapita.
“Indonesia selama 20 terakhir telah berkembang dari US$ 1.000 per kapita menjadi hampir US$ 5.000 per kapita dalam 20 tahun. Ini angka yang sudah semua kita kenal, tapi kadang-kadang lupa bahwa dalam 20 terakhir kita tumbuh hampir 5 kali,” ucap dia.