JAKARTA, investortrust.id – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie sampaikan bahwa sektor swasta akan memiliki peran kunci dalam meningkatkan kesejahteraan di Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Anindya saat bindang-bincang dalam program The China Show yang dilansir Bloomberg.com, Rabu (18/9/2024).
Dalam bincang-bincang yang dipandu oleh dua jurnalis Bloomberg.com, Yvonne Man dan David Ingles di sela ajang Milken Institute Asia Summit 2024, Anindya juga menyebut bahwa pemerintahan terpilih Prabowo – Gibran akan melanjutkan tren pertumbuhan ekonomi yang kuat, yang telah diwariskan oleh Presiden Joko Widodo.
“Presiden terpilih Prabowo yang akan dilantik pada bulan depan akan mendapat warisan tingkat pertumbuhan ekonomi yang kuat. Dalam 10 tahun terakhir, semasa Presiden Jokowi, kita bertumbuh rerata sekitar 5,5 persen, dengan inflasi di bawah 5 persen. Jadi, itu merupakan fondasi yang sangat kuat, dengan porsi utang terhadap GDP sekitar 40 persen,” kata Anindya.
Untuk itu ia optimistis bahwa Indonesia masih memiliki banyak ruang untuk bertumbuh secara fisik maupun moneter. Ia pun menjelaskan bahwa pemerintahan baru di bawah duet Prabowo – Gibran akan fokus pada tiga hal, yakni melanjutkan reformasi struktural yang telah dibangun oleh presiden Jokowi, diikuti pengembangan infrastruktur termasuk infrastruktur digital, hingga melanjutkan proses transisi energi secara adil.
“Di saat yang sama Prabowo juga akan berfokus pada resiliensi, memastikan resiliensi di sektor kesehatan, resiliensi di sektor pangan dan pertanian, pangan dan pembangunan, serta ketahanan di bidang energi, sehingga Indonesia selalu bisa terlindungi dari kekhawatiran adanya ‘shortage’,” tutur pria yang juga CEO dan Presiden Direktur dari PT Bakrie & Brothers Tbk.
Ketika ditanya bagaimana peran sektor swasta dalam proses pembangunan dan peningkatan kesejahteraan, Anin menyebut bahwa sejak lama sektor industri swasta telah mendukung pengembangan infrastruktur dan pembangunan di Indonesia lewat skema Public-Private Partnership.
“Public-Private Partnership selama ini selalu menjadi mantra bagi ekonomi Indonesia. Dan saya pikir Presiden Prabowo akan terus mendorongnya di masa depan. BUMN adalah bagian besar dari ekonomi kita, tetapi sisi berikutnya ekonomi akan datang dari sektor swasta, termasuk dari foreign direct invesment,” paparnya.
Ia menekankan, masih banyak ruang bagi sektor swasta untuk ikut berkontribusi lewat kemitraan. Belum lagi Indonesia sejatinya masih memberikan peluang bagi pelaku usaha dari sisi pasar, termasuk masih tingginya kebutuhan permodalan untuk mendanai pembangunan.
Perihal investasi, Anindya menyampaikan bahwa realisasi penanaman modal asing di Indonesia telah mencapai angka US$ 50 miliar dolar, yang merupakan angka realisasi tertinggi pada tahun lalu.
Sekitar 40% dari angka realisasi investasi tersebut masuk ke sektor mineral jarang atau sumber daya alam. Namun demikian ia memastikan bahwa Presiden terpilih Prabowo Subianto juga akan mendiversifikasi sebaran investasi tersebut agar masuk ke sektor-sektor lainnya di luar komoditas, seperti sektor kesehatan dan pertanian.
Berikutnya Anindya menyampaikan bahwa sejatinya Indonesia masih membutuhkan dana besar untuk menyokong terciptanya pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari 5%, seperti yang diidam-idamkan untuk bisa mencapai negara dengan kategori berpendapatan tinggi.
“Kita butuh modal yang cukup besar, setidaknya untuk satu persen pertumbuhan dalam pertumbuhan ekonomi 5% yang pernah kita capai selama 10 tahun terakhir, dibutuhkan dana US$ 80 miliar dolar. Jadi, kita membutuhkan banyak modal untuk mendorong pertumbuhan,” ujarnya.
Namun demikian ia menegaskan bahwa Indonesia menawarkan resiliensi di banyak bidang, termasuk kestabilan politik, yang bisa menjadi tawaran menarik bagi investasi yang akan masuk.
“Dan jangan lupa bahwa surplus neraca perdagangan saat ini akan terus membawa Indonesia menjadi resilience di banyak hal. Dan kita juga sangat beruntung dengan kepastian politik di atas stabilitas ekonomi. Karena kepastian politik amat terkait dengan sistem demokrasi yang kita miliki,” tandasnya.