JAKARTA, kadin.co – Kadin Indonesia siap membantu pemerintah mendorong investasi dan perdagangan dengan Swiss. Untuk itu, Kadin akan menggelar forum bisnis saat delegasi Swiss berkunjung ke Indonesia pada akhir September atau awal Oktober 2025.
Hal itu diungkapkan Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie saat menerima kunjungan Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor-Leste, dan ASEAN, Olivier Zehnder di Menara Kadin Indonesia, Jakarta, Senin (2/6/2025).

Acara tersebut antara lain dihadiri Ketua Komite Bilateral Swiss Kadin Indonesia Francis Wanandi, Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar Swiss di Indonesia Mathias Domenig, dan Ketua SwissCham Indonesia Henry Chia.
Anindya Bakrie mengungkapkan, Swiss sudah sangat maju di berbagai bidang, di antaranya teknologi hidro atau pembangkit listrik yang menggunakan tekanan air. “Indonesia bisa belajar teknologi hidro dari Swiss,” kata Ketum Kadin.
Tak kalah penting, menurut Anindya, Swiss juga sangat ahli di bidang studi kejuruan (vocational studies) jasa turisme. “Kita bisa membantu menciptakan lapangan kerja dengan mengembangkan turisme. Kita bisa belajar jasa turisme dari Swiss. Apalagi kita kaya objek wisata,” ujar Anindya.

Anindya Bakrie menjelaskan, Swiss sangat sukses di bidang inovasi dan vokasi karena mereka memiliki beragam teknologi, baik berbasis mekanik, maupun keberlanjutan.
Anindya menambahkan, delegasi pemerintahan Swiss akan hadir di Indonesia pada akhir September atau awal Oktober 2025. Untuk itu, Kadin Indonesia akan menyiapkan forum bisnis Indonesia-Swiss.
“Jadi, Kadin Indonesia akan menyiapkan business forum sebagai komplementer hubungan pemerintah dengan pemerintah (G to G),” tutur Anindya.
Sementara itu, Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor-Leste, dan ASEAN, Olivier Zehnder mengapresiasi kerja sama yang terjalin dengan Kadin Indonesia.

“Sektor swasta dan publik hanya dapat maju apabila saling bergandengan tangan. Dan di Indonesia, kami memiliki previlege untuk bekerja sama secara erat dengan industri Swiss, tetapi juga sangat erat dengan perwakilan industri Indonesia,” papar dia.
Menurut Olivier Zehnder, delegasi Swiss akan berkunjung ke Indonesia pada akhir September atau awal Oktober 2025. Kunjungan ini bukan hanya bertujuan mengakui hubungan baik antara Swiss dan Indonesia.
Swiss, kata Olivier Zehnder, punya kerangka kerja bidang ekonomi yang sangat kuat di Indonesia, seperti Single Euro Payments Area (SEPA), perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA), dan perjanjian perlindungan investasi.
“Kami juga memiliki hubungan yang sangat dinamis dan kemitraan yang sudah berlangsung lama, setidaknya 50 tahun, antara kedua negara di bidang ekonomi. Kami harus bekerja sama dan mengembangkan apa yang kami miliki,” ucap dia.

Data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, Swiss menempati peringkat ke-19 dalam daftar penanaman modal asing (PMA) terbesar di Indonesia. Pada 2024, total investasi dari Swiss mencapai US$ 244,9 juta dengan 1.731 proyek yang tersebar di berbagai sektor.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag), total perdagangan Indonesia-Swiss pada 2024 mencapai US$ 2,32 miliar, terdiri atas ekspor senilai US$ 1,50 miliar dan impor US$ 827,5 juta. Alhasil, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan dengan Swiss senilai US$ 674,4 juta. Angka itu turun 9,34% dibanding empat tahun sebelumnya (2020).
Adapun pada Januari-April 2025, neraca perdagangan Indonesia-Swiss membukukan surplus untuk Indonesia senilai US$ 223,1 juta, berasal dari ekspor US$ 601,2 juta dan impor US$ 378 juta. Angka itu anjlok 44,29% dibanding surplus US$ 400,5 juta pada periode yang sama tahun silam.***