Asosiasi Tekstil Dukung Anindya Bakrie sebagai Ketum Kadin Baru, Begini Alasannya

JAKARTA, investortrust.id – Para pengusaha sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) mendukung hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa Kamar Dagang dan Industri atau Munaslub Kadin yang menetapkan Anindya Novyan Bakrie sebagai ketua umum Kadin Indonesia Periode 2024-2029.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta menyatakan peran dunia usaha sangat penting dalam memberi masukan kepada pemerintah mendatang di tengah tekanan perekonomian global.

“Bukan hanya sekadar menyampaikan, tetapi memastikan bahwa masukannya didengar, dikaji dan diimplementasikan” ucapnya dalam keterangan tertulis, Minggu (15/9/2024).

Munaslub 2024 Kadin Indonesia diinisiasi oleh mayoritas pengurus Kadin provinsi dan asosiasi serta himpunan anggota luar biasa (ALB) Kadin Indonesia. Terdapat 28 Kadin provinsi dan 25 asosiasi/himpunan pemegang suara yang mewakili 221 asosiasi/himpunan lain di 15 kelompok sektor ALB.

Lebih lanjut, Redma mengungkapkan kondisi dunia usaha khususnya sektor manufaktur dengan tanda-tanda deindustrialisasi harus segera disikapi dan perlu langkah perbaikan secepatnya.

 “Meski pasar dunia sedang terkoreksi, kita masih punya pasar domestik untuk tetap bisa tumbuh, Kadin diperlukan untuk mengkoordinasikan sejumlah permasalahan antarsektor dan melakukan langkah agar bisa mengoptimalkan pasar domestik untuk kepentingan industri kita,” ungkapnya.

Redma juga menambahkan bahwa sektor manufaktur yang saat ini dalam tren PHK termasuk TPT di dalamnya sangat penting untuk segera diselamatkan agar terhindar dari jurang krisis.

“Karena sektor manufaktur ini selain berfungsi sebagai penghasil devisa dan pemenuhan kebutuhan domestik juga berfungsi sebagai jaring pengaman sosial ekonomi sebagai sektor yang saat ini menyerap 18,82% tenaga kerja,” terang Redma.

Menurut Redma, untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 8%, pertumbuhan industri pengolahan harus di atas 10% dengan kontribusi terhadap PDB sekitar 25%. Oleh sebab itu, diperlukan usaha yang lebih keras lagi guna bisa mencegah kinerja industri manufaktur anjlok.

 “Saya kira kita semua paham hitung-hitungan ini dan tantangan Kadin ke depan memperjuangkan itu. Jangan sampai kinerja manufaktur jeblok lagi dengan pertumbuhan hanya 4% bahkan di bawah pertumbuhan ekonomi,” ungkap Redma.

“Pastinya Mas Anin sudah sangat paham permasalahan-permasalahan dunia usaha, dan sebagai asosiasi di bawah naungan Kadin, sektor TPT siap berjuang bersama untuk mewujudkannya,” tegasnya.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Post

Pop up KADIN