JAKARTA, kadin.co – Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie mengungkapkan, Kadin akan membantu pemerintah mendorong kerja sama dengan Uzbekistan setidaknya di lima sektor, yaitu pertanian, perikanan, tekstil dan produk tekstil (TPT), pariwisata, serta kesehatan. Potensi kerja sama ekonomi kedua negara diperkirakan bernilai sedikitnya US$ 500 juta.
”Potensi ekonomi kedua negara sangat besar. Business forum yang kita gelar hari ini adalah langkah penting untuk membuka peluang baru, memperkuat perdagangan dan investasi,” kata Anindya Bakrie dalam acara Uzbekistan-Indonesia Business Forum di Hotel Ritz-Carlton, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (11/2/2025).

Tak hanya mendatangkan manfaat ekonomi, menurut Anindya Bakrie, kerja sama itu juga akan mempererat ikatan persahabatan masyarakat kedua negara.
Anindya menjelaskan, salah satu sektor yang potensial untuk dikembangkan oleh Indonesia dan Uzbekistan adalah pertanian, termasuk pengolahan makanan. “Kita bisa memanfaatkan keahlian di bidang kelapa sawit, rempah-rempah, dan perikanan. Sedangkan Uzbekistan memiliki kekuatan sebagai produsen kapas dan gandum,” ujar dia.
Kedua negara, kata Anin, juga bisa menggalang kerja sama di sektor TPT. Kerja sama di sektor ini sekaligus bisa dimanfaatkan untuk memperkuat industri manufaktur nasional.
”Uzbekistan bisa memperluas ekspor kapas berkualitas tinggi ke Indonesia, terutama untuk industri TPT,” tutur dia.

Di sisi lain, Indonesia dan Uzbekistan dapat mengembangkan kerja sama di sektor kesehatan, terutama untuk meningkatkan kualitas produk pengobatan dengan harga terjangkau.
”Kita bisa kerja sama di bidang farmasi dan perawatan kesehatan, meningkatkan kemitraan untuk menyediakan obat-obatan yang terjangkau dan berkualitas tinggi. Saya percaya ini adalah salah satu sektor kesehatan masa depan,” tegas dia.
Mencapai US$ 500 Juta
Anindya Bakrie menambahkan, Indonesia dan Uzbekistan juga akan mengembangkan sektor teknologi dan ekonomi digital. ”Kita akan menjajaki peluang di bidang e-commerce, fintech, dan pengembangan teknologi informasi (TI), terutama kecerdasan buatan (AI),” ucap dia.
Kecuali itu, menurut Anin, Indonesia dan Uzbekistan dapat mejalin kerja sama di sektor pariwisata, termasuk penerbangan.
”Dengan adanya penerbangan langsung antara Tashkent (ibu kota Uzbekistan) dan Jakarta, perjalanan menjadi lebih mudah dan cepat dibanding sebelumnya, yaitu menjadi 7-8 jam. Itu perjalanan pesawat dari Aceh ke Papua,” papar dia.

Ketum Kadin Anindya Bakrie menegaskan, berkaca pada berbagai potensi yang bisa dimanfaatkan kedua negara, Kadin Indonesia mendukung peningkatan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Uzbekistan yang potensinya diperkirakan mencapai US$ 500 juta.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag), nilai perdagangan antara Indonesia dan Uzbekistan pada 2024 mencapai US$ 147,6 juta. Nilai ekspor Indonesia ke Uzbekistan mencapai US$ 25,8 juta, sedangkan nilai ekspor Uzbekistan Indonesia sekitar US$ 121,9 juta, sehingga neraca perdagangan Indonesia dengan Uzbekistan mencatatkan defisit US$ 96,1 juta untuk Indonesia.
Anindya mengemukakan, potensi itu dapat diraih setelah Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono menggelar pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Uzbekistan, Bakhtiyor Saidov.
“Dalam waktu yang tidak lama lagi, paling tidak bisa US$ 500 million (juta) bisa direalisasikan, bahkan bisa jauh lebih besar dari itu,” tandas dia. ***