JAKARTA, Kadin.co – Kebijakan hilirisasi yang diterapkan pemerintah merupakan bagian dari strategi Indonesia menjadi negara maju dengan pendapatan per kapita di atas US$ 20.000 dari saat ini sekitar US$ 5.000. Hilirisasi tak terbatas pada sektor mineral kritis saja, tapi juga sektor lainnya, seperti pangan.
“Setiap negara memiliki strategi tersendiri untuk menjadi negara maju, dan cara yang ditempuh Indonesia adalah menyukseskan hilirisasi. Strategi ini sukses dan Indonesia kini menjadi bagian dari rantai pasok global,” ujar Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie saat berbicara dalam panel diskusi Paviliun Indonesia, di World Economic Forum (WEF), Davos, Swiss, Selasa (21/1/2025) waktu setempat.
Anindya menegaskan, hilirisasi tak hanya menyangkut sektor mineral kritis, seperti nikel, bauksit, dan tembaga. “Hilirisasi juga dilakukan terhadap sektor lainnya, seperti pangan, yang ditujukan untuk swasembada pangan dan menjadi salah satu pilar Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo,” papar dia.
Menurut Anindya Bakrie, di sektor mineral, hilirisasi telah memberikan nilai tambah yang cukup besar. Hilirisasi nikel, misalnya, menaikkan nilai tambah hingga 10 kali lipat. “Kami mengekspor nikel US$ 3 miliar, lalu nilai ekspor sekarang naik menjadi US$ 33 miliar, itu karena hilirisasi,” tutur dia.
Chief Executive Officer (CEO) Bakrie & Brothers itu menambahkan, hilirisasi di sektor pangan juga turut membantu program makan bergizi gratis (MBG) yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi. ***