Ketum Anindya: Hilirisasi adalah Strategi RI Menjadi Negara Maju

Ketua Umum Kadin Indonesia yang juga CEO Bakrie & Brothers, Anindya Bakrie saat berbicara dalam panel diskusi Paviliun Indonesia, di World Economic Forum (WEF), Davos, Swiss, Selasa (21/1/2025) waktu setempat. Foto: tangkapan layar.

JAKARTA, Kadin.co –  Kebijakan hilirisasi yang  diterapkan pemerintah merupakan bagian dari strategi Indonesia menjadi negara maju dengan pendapatan per kapita di atas US$ 20.000 dari saat ini sekitar US$ 5.000. Hilirisasi tak terbatas pada sektor mineral kritis saja, tapi juga sektor lainnya, seperti pangan.

“Setiap negara memiliki strategi tersendiri untuk menjadi negara maju, dan cara yang ditempuh Indonesia adalah menyukseskan hilirisasi. Strategi ini  sukses dan Indonesia kini menjadi bagian dari rantai pasok global,” ujar Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie  saat berbicara dalam panel diskusi Paviliun Indonesia, di World Economic Forum (WEF), Davos, Swiss, Selasa (21/1/2025) waktu setempat.

 

Para delegasi dari berbagai negara mulai meramaikan venue tempat diselenggarakannya Pertemuan Tahunan World Economic Forum 2025 di Davos, Swiss sambil menonton pelantikan Presiden AS Donald Trump melalui siaran langsung. WEF 2025 dibuka bersamaan dengan pelantikan Donald Trump di Washington DC, AS, Senin (20/1/2025). Foto: World Economic Forum

 

Anindya menegaskan, hilirisasi tak hanya menyangkut sektor mineral kritis, seperti nikel, bauksit, dan tembaga. “Hilirisasi juga dilakukan terhadap sektor lainnya, seperti pangan, yang ditujukan untuk  swasembada pangan dan menjadi salah satu pilar Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo,” papar dia.

 

CEO Bakrie & Brothers dan Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie saat diperkenalkan oleh moderator, Editori in Chief Business Insider, Jamie Heller dalam diskusi Getting EV Supply Chains Right pada pertemuan tahunan World Economic Forum (WEF) 2025 di Davos-Klosters, Swiss, Selasa (21/1/2025). Foto: WEF/Jakob Polacsek.

 

Menurut Anindya Bakrie, di sektor mineral,  hilirisasi telah memberikan nilai tambah yang cukup besar. Hilirisasi nikel, misalnya, menaikkan nilai tambah hingga 10 kali lipat. “Kami mengekspor nikel US$ 3 miliar, lalu nilai ekspor sekarang naik menjadi US$ 33 miliar, itu karena hilirisasi,” tutur dia.

Chief Executive Officer (CEO) Bakrie & Brothers itu menambahkan, hilirisasi di sektor pangan juga turut membantu program makan bergizi gratis (MBG) yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi. ***

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Post

Pop up KADIN