Kadin Akan Kunjungi India dan Pakistan untuk Jajaki Bisnis dan Kerja Sama Ekonomi

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie pada acara Kadin Economic Diplomacy Breakfast (KED Breakfast) di Hotel Aryaduta Jakarta, Jumat (10/1/2025). Foto: Ist

JAKARTA, kadin.co – Kadin Indonesia akan menyertai kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke India dan Pakistan untuk menjajaki kerja sama bisnis dan ekonomi. Kadin juga akan menghadiri World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss.

“Pada Januari ini, Kadin akan mengikuti  WEF di Davos dan agenda kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke India yang kemungkinan dilanjutkan ke Pakistan,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie  saat ditemui usai acara Kadin Economic Diplomacy (KED) Breakfast di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat (10/1/2025).

KED Breakfast merupakan acara rutin bulanan Kadin Indonesia. Dalam acara itu, para pengusaha yang tergabung dalam Kadin Indonesia berkumpul untuk  membahas dampak kebijakan global terhadap perekonomian, program-program hubungan luar negeri, kerja sama internasional, peluang bisnis, hingga perdagangan dan investasi.

Selain Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie, acara itu dihadiri Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Luar Negeri Kadin Indonesia James T Riady, Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Luar Negeri Bernardino Vega, para Komite Tetap dan Komite Bilateral, 25 Kadin Provinsi, serta himpunan dan berbagai asosiasi dunia usaha.

 

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie saat berbicara pada acara Kadin Economic Diplomacy Breakfast (KED Breakfast) di Hotel Aryaduta Jakarta, Jumat (10/1/2025). Foto: Ist

 

Manfaat Ekonomi

Ketum Kadin Anindya Bakrie mengungkapkan,  menjelang kunjungan ke India dan Pakistan, pihaknya  sudah bertemu dan berdiskusi dengan duta besar kedua negara.

“Intinya, kami bukan hanya akan menjalin relasi yang sangat baik antarpemerintah, tapi juga antarpengusaha atau  business to business (B to B),” ujar dia.

Anindya berharap kunjungan ke India dan Pakistan mendatangkan banyak manfaat bagi perekonomian nasional dan mampu meningkatkan  kesejahteraan masyarakat di Tanah Air.

“Ini hal yang sangat baik. Selain menghasilkan manfaat dari sisi diplomasi geopolitik, kunjungan ini diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia di bawah kepemimpinan Pak Presiden Prabowo Subianto,” papar Anin.

Anindya Bakrie menjelaskan, rombongan Kadin Indonesia akan tiba di India pada 24 Januari 2025 untuk mempersiapkan acara forum bisnis yang direncanakan digelar pada 25-26 Januari 2025.

Kadin Indonesia, menurut Anindya, akan fokus antara lain pada industri kesehatan, ketahanan energi, ketahanan pangan, serta sektor teknologi dan pertahanan.

Nah, ini suatu yang menarik karena pada 26 Januari, Pak Presiden akan hadir sebagai tamu kehormatan di Republic Day India,” tutur dia.

Pada 27-28 Januari 2025, kata Anin, rombongan Kadin bakal mengunjungi pabrik susu, industri kesehatan, rumah sakit, dan industri otomotif di sekitar ibu kota India, New Delhi. Selain itu, rombongan Kadin akan mengunjungi salah satu objek wisata paling termasyhur di dunia, Taj Mahal.

 

Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Luar Negeri Kadin Indonesia, James T Riady  pada acara Kadin Economic Diplomacy Breakfast (KED Breakfast), di Hotel Aryaduta Jakarta, Jumat (10/1/2025). Foto: Ist 

 

Melibatkan Kadin Daerah

Anindya Bakrie menambahkan, yang terlibat dalam kunjungan ke India bukan hanya para pengurus Kadin Pusat. “Kami juga akan melibatkan teman-teman dari Kadin Provinsi karena Kadin itu kan bukan hanya untuk perusahaan besar di pusat, tapi juga perusahaan-perusahaan kecil dan perusahaan di daerah,” tandas dia.

Anindya menegaskan, Kadin Indonesia akan berupaya mendorong agar para pengusaha di daerah memperoleh akses pasar dan mendapatkan investasi dari India. “Secara historis, secara kultural, India memiliki sejarah panjang dengan Indonesia. Kami berharap ini membuahkan hasil positif,” ucap dia.

Ketum Kadin mengemukakan, India dan Indonesia merupakan negara yang dalam 15-20 tahun ke depan diprediksi menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Produk domestik bruto (PDB) India digadang-gadang menempati peringkat ke-4 terbesar di dunia, sedangkan Indonesia berada di peringkat ke-5 terbesar.

“Jadi, hubungan dengan India sangat menguntungkan. Dari sisi neraca perdagangan, sekarang kita surplus. Ekspor kita masih bisa lebih besar lagi. Dari sisi investasi pun masih bisa ditingkatkan, baik dari India ke Indonesia, maupun dari Indonesia ke India,” ujar Anin.

Menurut Anindya Bakrie,  India dan Indonesia adalah dua negara yang memiliki banyak kesamaan, misalnya sebagai negara demokrasi dengan populasi sangat besar. “Penduduknya tentu mesti disejahterakan semua,” tegas dia.

Kesamaan-kesamaan itu, kata Anindya, bisa  mempererat hubungan kedua negara. “Kita bisa memperkuat hubungan, baik untuk bisnis-bisnis besar, maupun bisnis yang bersifat kerakyatan,” tutur dia.

Anin mencontohkan, di bidang ketahanan pangan, India sudah cukup maju. Begitu pula dengan ketahanan energi, kesehatan, dan pendidikan. “Itu semua adalah bidang-bidang yang sama dengan Indonesia, sangat dibutuhkan,” ucap dia.

 

Acara Kadin Economic Diplomacy Breakfast (KED Breakfast) yang dipandu Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie di Hotel Aryaduta Jakarta, Jumat (10/1/2025). Foto: Ist

 

Anindya Bakrie mengungkapkan, selain ke India, rombongan Kadin akan melakukan perjalanan bisnis ke Pakistan.  Untuk itu, Kadin telah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Pakistan di Jakarta. “Duta Besar Pakistan (Ameer Khurram Rathore) sudah berkunjung ke kantor Kadin Indonesia,” kata dia.

Pakistan, menurut Anindya Bakrie, adalah negara yang menarik secara bisnis. Karena itu, Kadin akan melakukan penjajakan bisnis di negara tersebut. “Kami  ingin memastikan kerja sama B to B jalan.  Salah satu yang menarik, Pakistan punya industri pertahanan yang sangat kuat, industrinya sangat besar,” papar dia.

Anggota Penuh BRICS

Sementara itu, dalam acara KED Breakfast, para pengurus Kadin juga membahas partisipasi Indonesia dalam BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan), di mana Indonesia sudah resmi menjadi anggota penuh pakta ekonomi tersebut.

Ketum Kadin Anindya Bakrie mengungkapkan, jika digabungkan, populasi BRICS berjumlah lebih dari 2 miliar orang dengan PDB  hampir US$ 10 triliun. Dengan demikian, Indonesia memiliki peluang untuk membuka akses pasar, berinvestasi, dan berdagang dengan negara-negara BRICS.

“Saya rasa, inilah alasan Pak Prabowo melihat (BRICS) ini sebagai peluang,” tandas dia.

Anin mengakui, sebagai negara yang tidak berpihak (nonblok), Indonesia mesti pandai-pandai memainkan peran, terutama dengan negara besar, seperti Amerika Serikat (AS). Tapi secara konsep, Indonesia mesti punya pasar alternatif, mengingat ekonomi China sedang melambat, sedangkan AS akan fokus pada industri domestiknya.

“Indonesia membutuhkan apa yang terbaik untuk dirinya, supaya ekonomi terus berjalan dan masyarakat juga bisa semakin sejahtera,” tegas Anin. ***

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Post

Pop up KADIN