JAKARTA, kadin.co – Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie mengatakan, lawatan Presiden Prabowo Subianto ke AS, China, Peru, Brasil, dan Inggris dalam beberapa hari ke depan merupakan bukti keseriusan Indonesia memperkuat kemitraan global.
Presiden Prabowo Subianto akan melakukan kunjungan kenegaraan ke China dan AS, serta menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Lima, Peru. Presiden juga akan menghadiri KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil, diakhiri dengan perjalanan khusus ke Inggris. Anindya Bakrie akan menyertai lawatan Presiden Prabowo selama dua pekan (8-23 November 2024) itu sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia.
“Kami amat memahami visi Presiden Prabowo untuk memperkuat kemitraan global dan menjadi sahabat yang baik bagi semua negara di dunia,” kata Anindya Bakrie Bakrie pada acara Resepsi Makan Malam Kadin bertajuk “Kadin Indonesia Reception Dinner: Strengthening Indonesia’s Diplomacy through Global Partnership and Collaboration” di Jakarta, Jumat (1/11/2024) malam.
Acara makan malam tersebut antara lain dihadiri Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan P Roeslani, serta Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Anis Matta dan Arrmanatha Nasir. Acara itu juga dihadiri para pengusaha papan atas serta puluhan duta besar dan perwakilan negara-negara sahabat.
Anindya Bakrie menegaskan, lawatan Presiden Subianto itu bukan sekadar acara simbolis, tetapi indikasi yang jelas tentang pendekatan proaktif Indonesia untuk membangun aliansi yang lebih kuat dengan banyak negara, termasuk AS dan China yang memiliki peran singifikan dalam isu-isu ekonomi dan politik di kancah global.
“Lawatan Presiden Prabowo merupakan sinyal kesiapan Indonesia untuk terlibat secara konstruktif di panggung global,” tandas dia.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto pada acara “Kadin Indonesia Reception Dinner: Strengtening Indonesia’s Diplomacy through Global Partnership and Collaboration” di Jakarta, Jumat (1/11/2024). Foto: Ist.
Itu sebabnya, menurut Anindya Bakrie, lawatan Presiden Prabowo tersebut sangat penting dan perlu didukung. Kunjungan ke AS dan China, misalnya, harus dipandang sebagai upaya Indonesia membina hubungan baik dengan kedua negara penyumbang seperempat produk domestik bruto (PDB) dunia tersebut.
“Begitu pula kehadiran Presiden Prabowo di KTT APEC Peru dan KTT G20 Brasil. Pertemuan APEC sangat penting karena anggota APEC berkontribusi sekitar 54% terhadap PDB global dan 44% terhadap perdagangan dunia,” ujar Anindya.
KTT G20 di Brasil, kata Anindya, tak kalah penting. Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mewakili G20. “Kita ingin menunjukkan kepemimpinan di belahan bumi selatan. Semoga perjalanan ini akan membantu menunjukkan inisiatif kita,” tutur dia.
Kolaborasi Bisnis dan Ekonomi
Anindya Bakrie menjelaskan, acara “Kadin Indonesia Reception Dinner: Strengthening Indonesia’s Diplomacy Through Global Partnership and Collaboration” dihelat untuk memperluas sekaligus memperdalam kolaborasi bisnis dan ekonomi Indonesia dengan negara-negara sahabat. Terlebih Indonesia telah memasuki era baru di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Era ini membawa peluang baru bagi Indonesia untuk memperkuat eksistensinya di panggung global, memanfaatkan kekuatan unik dan ketangguhan historis kita,” ujar dia.
Anindya Bakrie mengungkapkan, perekonomian Indonesia telah menunjukkan ketahanan yang baik. Hal itu tecermin pada rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5% dalam satu dekade terakhir.
“Sebagai satu-satunya negara Asia Tenggara di G20, Indonesia memiliki peran yang unik. Kita harus memimpin dalam mempromosikan perdamaian, inklusivitas, kemitraan yang setara, dan saling menguntungkan dalam interaksi global,” ucap dia.
Anindya mengemukakan, ada beberapa hal penting yang menjadi fokus Kadin Indonesia saat ini, di antaranya transisi energi dan ketahanan pangan.
Selain itu, menurut Anindya, Kadin sangat concern terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berkontribusi sekitar 60% terhadap PDB nasional dan mempekerjakan 97% tenaga kerja.
“Kadin mendukung usaha-usaha ini dengan membantu mereka tumbuh, di antaranya dengan mendorong ekspor sebagai salah satu penopang pertumbuhan ekonomi nasional,” kata dia. ***